Kesenjangan sosial adalah perbedaan atau ketidakseimbangan kehidupan di masyarakat. Misalnya kesenjangan sosial ekonomi dan kesenjangan sosial teknologi.
1. Kesenjangan Sosial Ekonomi
Di sekitar kita terdapat warga masyarakat, yang memiliki tingkat pendidikan yang bermacam-macam. Ada warga masyarakat yang tidak tamat SD, ada yang lulusan SD, lulusan SMTP, lulusan SMTA dan lulusan perguruan tinggi. Masing-masing memiliki sifat dan watak yang berbeda. Ada yang berwatak baik, ada yang jahat, ada yang rajin, ada yang pemalas dan sebagainya.
Kesenjangan sosial ekonomi nampak pada cara memenuhi kebutuhan hidup atau penghasilan warga masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, manusia harus bekerja. Bekerja guna mendapat penghasilan. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi pula penghasilannya.
Contoh:
- Reni lulusan SMK, bekerja sebagai karyawan bagian penjahit di industri pakaian jadi. Setiap bulan digaji sesuai UMR sebesar Rp 650.000,00.
- Dewi lulusan Perguruan Tinggi, bekerja sebagai staf administrasi di perusahaan swasta nasional. Penghasilan yang diterima setiap bulan sebesar Rp 1.500.000,00. Semakin rajin orang bekerja, semakin tinggi pula penghasilannya.
Contoh:
- Pak Santa memiliki sawah 1 ha. Sawah ditanami padi IR 26. Pak Santa jarang mengurus. Tanaman padi cuma di pupuk dan diairi ala kadarnya. Setelah tua, padi dipanen hasilnya memperoleh 10 kuintal gabah kering.
- Pak Jaya memiliki 1 ha sawah. Ditanami padi IR 26. Tanah sawah diolah dengan baik. Bibit padi dipilih yang unggul. Pengairannya terjamin, begitu pula pupuknya. Setiap saat diteliti, bila ada hama diobati. Setelah tua, padi dipanen. Hasilnya mencapai 25 kuintal gabah kering.
Tidak semua manusia mencari penghasilan dengan cara yang baik dan halal. Ada yang mencari penghasilan dengan melakukan tindak kejahatan, misalnya mencuri atau merampok. Hal ini bukan dipengaruhi tingkat pendidikannya, tetapi dipengaruhi oleh watak manusia tersebut. Tindakan ini bukan cara yang baik, karena merugikan orang lain.
2. Kesenjangan Sosial Teknologi
Penghasilan setiap keluarga di masyarakat antara yang satu dengan yang lain berbeda. Ada keluarga yang memiliki penghasilan sangat besar, karena suami maupun isteri masing-masing punya penghasilan besar. Di sisi lain ada keluarga yang penghasilannya kecil, karena yang bekerja hanya seorang. Besar kecilnya penghasilan berpengaruh terhadap kesenjangan sosial teknologi.
Bacalah wacana di bawah ini.
Pak Dinar adalah seorang pengusaha penggergajian yang sukses. Setiap hari banyak uang masuk dari ongkos penggergajian. Bu Dinar pedagang kain di pasar. Dagangannya laris, sehingga setiap hari banyak uang masuk dari keuntungan berdagang kain. Baik Pak Dinar maupun Bu Dinar kalau pergi ke perusahaan atau ke pasar naik mobil pribadi. Rumah mereka bertingkat, ada lift dan kamarnya ber AC. Bu Dinar selalu menggunakan magic com untuk menanak nasi. Menghaluskan bumbu pakai blender. Bila ingin membersihkan lantai, cukup narik mesin penghisap debu.
Lain halnya dengan pak Minto. Ia seorang pekerja bangunan. Gajinya kecil diterima setiap minggu. Pak Minto berangkat kerja naik sepeda, kadang-kadang naik kendaraan umum. Bu Minto sebagai ibu rumah tangga mengatur belanja sangat hati-hati. Beli minyak tanah untuk lampu penerangan malam hari. Memasaknya menggunakan kayu bakar. Alat-alat dapur seperti belanga, periuk terbuat dari tanah. Njiru dan bakul dari bambu. Bu Minto kalau membersihkan kebun dan lantai rumah pakai sapu lidi atau sapu ijuk.
Teknologi kehidupan rumah tangga keluarga Pak Dinar berbeda dengan Pak Minto.
Baca juga materi pelajaran berikut ini terkait dengan materi Kesenjangan sosial