Materi pelajaran berikut ini yaitu membahas tentang Kerajaan Islam di Indonesia. Materi ini sangat penting, berikut ini pembahasan singkatnya.
Kerajaan Islam di Indonesia
Pada abad ke-15, keberadaan Kerajaan Majapahit sudah lemah. Raja-raja bawahan di daerah pesisir banyak melepaskan diri dari Kerajaan Majapahit. Setelah Kerajaan Majapahit runtuh, muncullah kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Kerajaan Islam sering disebut kesultanan. Rajanya disebut sultan.
a. Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Samudra Pasai berdiri sekitar abad ke-13. Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan Samudra Pasai terletak di Aceh Utara (sekarang Kabupaten Lhokseumawe).
Raja pertama Kerajaan Samudra Pasai adalah Sultan Malik As-Salih. Setelah beliau wafat, ia digantikan putranya, Sultan Muhammad hingga tahun 1326. Ia bergelar Sultan Malik At-Tahir. Setelah wafat, ia digantikan oleh Sultan Ahmad.
Pada masa pemerintahan Sultan Ahmad datang seorang musafir dari Maroko. Ia bernama Ibnu Batutah. Ibnu Batutah menyebut Samudra Pasai dengan Sumatera. Kerajaan Samudra Pasai bertahan sampai pertengahan abad ke-15. Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai antara lain, batu nisan Sultan Malik As-Salih. Ada pula Cakra Donya yang merupakan salah satu hadiah dari Kaisar Cina.
b. Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh berdiri pada tahun 1514. Raja pertama adalah Ali Mughayat Syah. Pusat Kerajaan Aceh terletak di daerah Kutaraja (sekarang Banda Aceh). Setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis pada 1511, Kerajaan Aceh menjadi pusat perdagangan yang penting.
Kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Pada masa itu kekuasaan Kerajaan Aceh mencapai Semenanjung Malaya. Setelah Sultan Iskandar Muda wafat, Kerajaan Aceh mengalami kemunduran. Peninggalan sejarah Kerajaan Aceh, antara lain makam Sultan Iskandar Muda dan Muhamad Syah Kuala.
c. Kerajaan Demak
Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Kerajaan Demak terletak di Kota Demak, Jawa Tengah. Didirikan oleh Raden Patah pada tahun 1500 dan sekaligus sebagai sultan pertama.
Kerajaan Demak mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Trenggono. Setelah Sultan Trenggono wafat, timbul perang saudara. Pangeran Hadiwijaya (menantu sultan) memindahkan ibu kota kerajaan ke Pajang. Kerajaan Demak berakhir pada tahun 1568.
Peninggalan sejarah Kerajaan Demak, antara lain Masjid Agung Demak. Mesjid ini didirikan oleh Walisongo pada 1478 Masehi. Di mesjid ini terdapat Pintu Bledeg yang dibuat oleh Ki Ageng Selo. Saka Tatal dibuat oleh Sunan Kalijaga. Saka Tatal merupakan tiang utama Masjid Agung Demak, dan piring Campa.
d. Kerajaan Banten
Semula Kerajaan Banten berada di bawah kekuasaan Kerajaan Demak. Ketika Kerajaan Demak mulai surut, Kerajaan Banten memisahkan diri. Raja Banten yang pertama adalah Sultan Hasanuddin.
Pusat Kerajaan Banten terletak di Kabupaten Serang, Banten. Kerajaan Banten merupakan pusat kerajaan Islam di daerah barat Pulau Jawa. Ketika Sultan Hasanuddin berkuasa, Kerajaan Banten berkembang pesat. Kerajaan Banten mempunyai pelabuhan internasional.Pelabuhan tersebut didatangi pedagang dari berbagai bangsa.
Kerajaan Banten mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651 – 1682).Setelah beliau wafat, Kerajaan Banten mulai mengalami kemunduran. Peninggalan Kerajaan Banten, antara lain Masjid Agung Banten, Benteng Speelwijk, dan Meriam Ki Amuk.
e. Kerajaan Gowa-Tallo
Kerajaan Gowa-Tallo merupakan kerajaan kembar yang bersatu. Kerajaan ini disebut juga Kerajaan Makassar. Pusat Kerajaan Gowa-Tallo terletak di Sobaopu, Makassar (Sulawesi Selatan).
Kerajaan Gowa merupakan kerajaan Islam pertama di Sulawesi. Raja pertama Makassar adalah Sultan Alaudin. Kerajaan Gowa merupakan kerajaan maritim yang kuat. Letaknya sangat strategis sebagai penghubung antara Malaka, Jawa, dan Maluku. Dengan demikian kerajaan ini menjadi pusat perdagangan Indonesia Timur. Kerajaan Gowa memncapai puncaknya pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin. Rakyatnya hidup makmur dari hasil perdagangan rempah-rempah. Peninggalan sejarah Kerajaan Gowa-Tallo, antara lain istana tua dari kayu (museum Balompua), makam Sultan Hasanuddin, Benteng Fort Rotterdam, dan istana Kerajaan Gowa.