Menurut beberapa pendapat kerajaan Mataram Hindu (Kuno) terletak di pedalaman Jawa Tengah. Ibu kota kerajaan berada di Medang Kamulan. Kerajaan itu berdiri sekitar abad 8 Masehi. Raja pertama yang memerintah bernama Sanna. Setelah ia meninggal digantikan oleh Sanjaya. Ia bergelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya.
Sanjaya meninggal pada 746 M. Ia digantikan oleh Rakai Panangkaran, bergelar Syailendra Sri Maharaja Dyah Pancapana Rakai Panangkaran. Setelah pemerintahan Rakai Panangkaran, Kerajaan Mataram Hindu (Kuno) pecah menjadi dua. Satu kerajaan dipimpin oleh dinasti Sanjaya (beragama Hindu). Satu kerajaan dipimpin dinasti Syailendra (beragama Buddha). Dinasti Syailendra berkuasa di Jawa Tengah bagian Selatan. Dinasti Sanjaya berkuasa di Jawa Tengah bagian Utara.
Perpecahan di Kerajaan Mataram Hindu (Kuno) disatukan kembali melalui ikatan perkawinan Rakai Pikatan (dinasti Sanjaya) dan Pramudya Wardhani (dinasti Syailendra). Akan tetapi, pernikahan ini tidak disetujui oleh Balaputradewa. Ia adalah adik Pramudya Wardhani. Hal ini disebabkan Balaputradewa terancam kedudukannya sebagai putra mahkota. Akhirnya timbul pertikaian antara Balaputradewa dan Pramudya Wardhani yang dibantu Rakai Pikatan. Dalam pertikaian ini Balaputradewa kalah sehingga melarikan diri ke Sumatera. Dengan kekalahan Balaputradewa, Rakai Pikatan kemudian menjadi raja. Pada masa pemerintahan Rakai Pikatan, Kerajaan Mataram Hindu menjadi aman dan makmur. Umat Buddha dan Hindu hidup rukun dan damai.
Kerajaan Mataram Hindu mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Balitung (898-910 M). Pada masa pemerintahan Balitung, Kerajaan Mataram Hindu semakin luas meliputi Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Peninggalan Kerajaan Mataram Hindu (Kuno) banyak yang berupa candi, baik dari dinasti Sanjaya maupun dinasti Syailendra. Peninggalan Kerajaan Mataram Hindu (Kuno) yang terkenal adalah Candi Prambanan. Peninggalan lainnya, yaitu Candi Gedongsongo, Candi Pringapus, Candi Selogriyo dan kelompok Candi Dieng (Candi Puntadewa, Candi Bima, Candi Arjuna). Candi tersebut dibuat untuk memuliakan orang yang telah meninggal dunia. Khususnya para raja dan orang-orang terkemuka. Selain candi, peninggalan Kerajaan Mataram Hindu (Kuno) ada yang berupa prasasti, seperti Prasasti Canggal, Prasasti Balitung, Prasasti Kelurak, dan Prasasti Karangtengah.